DEMAK – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengingatkan tugas para aparatur sipil negara (ASN) sebagai pamong lewat pegelaran wayang kulit. Mereka punya tugas untuk membina dan mengingatkan pemimpin negara agar menjauhi ‘angkaramurka’.
Tjahjo mengatakan, judul ‘Semar Mbangun Khayangan’ ini berkaitan dengan tugas para pamong (aparatur pemerintah). Arti ‘mbangun khayanhan’ sendiri bukan berarti membangun secara fisik sebuah kayangan, namun membagun moral pimpinannya (pendawa).
“Tugas pamong adalah membina, membimbing dan mengawasi pemimpinnya agar tak lepas dari jiwa mereka, menjauhi angkaramurka,” kata Mendagri Tjahjo dalam sambutan acara tersebut, Sabtu (29/4).
Semar di sini mengingatkan agar pendawa menjaga nilai kepemimpinannya. Jangan sampai terkena hasutan kurawa (kejahatan). Mereka harus tetap mampu menggerakan serta mengorganisir masyarakatnya ke arah yang baik.
“Agama saya mengajarkan, setiap kita adalah pemimpin. Dan para pemimpin ini akan dimintai pertanggungjawabannya kepada Allah SWT,” tambah dia.
Wayang kulit merupakan kebudayaan asli Indonesia. Pegelaran yang menjadi tontonan dan hiburan masyarakat ini memang sudah lama dijadikan media untuk menyampaikan sebuah pesan yang mudah diterima masyarakat. Hal itulah yang dilakukan Sunan Kalijaga dalam dakwah menyebarkan Islam.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko pementasan wayang selama ini memang masih digemari masyarakat Jawa. Bila dulunya wali menggunakan wayang sebagai media dakwah menyebarkan Islam, maka pendekatan budaya ini masih mampu menyampaikan pesan untuk kemajuan bangsa.